Kuliah Umum Unhas: Direktur Mind ID Beberkan 6 Tantangan Hilirisasi Mineral
RAKYAT NEWS, MAKASSAR – Universitas Hasanuddin menggelar Kuliah Umum bertajuk “Hilirisasi Industri Berbasis Sumber Daya Alam untuk Meningkatkan Nilai Tambah di Dalam Negeri.” Kegiatan ini menghadirkan Maroef Sjamsoeddin (Direktur Utama Mind ID) sebagai narasumber.
Kegiatan berlangsung mulai pukul 10.00 Wita, di Ruang Senat, Lantai 2 Gedung Rektorat, Kampus Tamalanrea, Makassar, Selasa (25/11/2025).
Dalam sambutan pengantar, Rektor Unhas Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc., mengatakan perguruan tinggi memiliki tanggung jawab strategis sebagai penghasil riset dan inovasi yang dapat mendorong penguatan industri nasional.
“Saya tegaskan untuk memastikan bahwa keberadaan fasilitas dan sumber daya kita arahkan untuk mendukung optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam, terutama hilirisasi, sehingga memberi nilai tambah,” jelas Prof JJ.
Lebih lanjut, Prof JJ menjelaskan, penguatan basis ilmiah dan teknis dari perguruan tinggi akan menjadi elemen penting dalam mendorong transformasi industri mineral domestik, termasuk penciptaan inovasi yang dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing nasional.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua DPD RI Tamsil Linrung dalam sambutannya menyampaikan harapan agar Unhas mengambil peran lebih besar dalam menyiapkan sumber daya manusia lokal yang kompetitif.
Dirinya mendorong Unhas untuk memperluas kolaborasi bersama BUMN strategis, termasuk Mind ID, guna memperkuat ekosistem hilirisasi yang berbasis SDM unggul.
“Mohon untuk Pak Rektor agar bekerja sama dengan Mind ID ini untuk mengamankan SDM kita agar dimanfaatkan sebaik-baiknya dan lebih berdampak untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat,” jelas Tamsil Linrung.
Setelah sambutan, kemudian dilanjutkan dengan paparan materi dari Direktur Utama Mind ID, Maroef Sjamsoeddin. Dalam materinya, Maroef memaparkan, hilirisasi merupakan kunci pembuka lapangan kerja sekaligus instrumen penting dalam memastikan kekayaan alam tidak dieksploitasi tanpa memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat.
“Di Sulawesi, banyak sekali potensi sumber daya mineral selain nikel yang bisa dimanfaatkan. Dengan hilirisasi ini, pasti kita dapat membuka lapangan kerja juga,” jelas Maroef.
Lebih lanjut, Maroef menambahkan, perlunya mengidentifikasi enam tantangan utama dalam implementasi hilirisasi mineral, yaitu: kebutuhan modal dan teknologi, ketersediaan tenaga kerja terampil, inkonsistensi regulasi, aspek komersial dan pasar, dampak lingkungan, serta berbagai tekanan eksternal.
“Saya yakin tantangan ini dapat kita atasi, namun dibutuhkan national will,” tegasnya.
Melalui kuliah umum ini, Unhas berharap dapat memperkuat kontribusi ilmiah dan strategis dalam mendorong hilirisasi SDA yang berkelanjutan.
Konsistensi national will diyakini menjadi fondasi keberhasilan transformasi ekonomi menuju peningkatan nilai tambah, penciptaan lapangan kerja berkualitas, dan percepatan pembangunan daerah.
Setelah paparan materi, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab dengan peserta. Para peserta aktif memberikan pertanyaan dan pandangannya mengenai tema kuliah umum kepada narasumber.
Kegiatan yang dipandu oleh Prof. Dr. Eng. Adi Maulana, S.T., M.Phil (Wakil Rektor Bidang Kemitraan, Inovasi, Kewirausahaan dan Bisnis) tersebut berlangsung lancar hingga pukul 12.00 Wita. (*)








Tinggalkan Balasan