Unhas Buka Wawasan Industri Biofarmasi Bersama Etana Biotechnologies
RAKYAT NEWS, MAKASSAR – Universitas Hasanuddin menggelar Guest Lecturer dengan topik “Opening the Window to the Biopharmaceutical Industry ”, menghadirkan apt. Christian Karol Saputra, S.Farm., M.Biotek, Etana Innovation Centre Manager.
Kegiatan berlangsung di Ruang Senat Lantai 2, Gedung Rektorat Unhas, Kampus Tamalanrea, pada Rabu (26/11/2025).
PT. Etana Biotechnologies Indonesia (Etana) merupakan salah satu Laboratorium Pusat Unggulan (Center of Excellence) Pengembangan Vaksin dan Produk Bioteknologi yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Etana menjadi salah satu perusahaan strategis yang dipercaya dalam pengembangan vaksin di Indonesia.
Wakil Rektor Bidang Kemitraan, Inovasi, Kewirausahaan dan Bisnis, Prof. Dr. Eng. Adi Maulana, S.T., M.Phil., dalam sambutannya menjelaskan bahwa Unhas saat ini memiliki 12 perusahaan sehingga kapasitas inovasi dan kerja sama industri tidak perlu diragukan.
“Seluruh inovasi produk dosen dan mahasiswa kami tampung dan kembangkan melalui Science Techno Park,” kata Prof. Adi.
Terhubung melalui aplikasi zoom meeting, apt. Christian Karol Saputra, S.Farm., M.Biotek., dalam paparannya menjelaskan gambaran menyeluruh mengenai industri biofarmasi, mulai dari konsep dasar bioteknologi, peran bioteknologi medis, hingga tahapan pengembangan dan produksi biofarmaseutikal.
Pada pengantarnya, ia menegaskan bahwa “Biofarmaseutikal adalah zat aktif yang berasal atau diekstraksi dari sistem biologis (organisme hidup) yang digunakan untuk diagnosis, pengobatan, atau pencegahan penyakit.”
Christian kemudian menguraikan proses produksi biofarmasi dari hulu hingga hilir, mencakup upstream, downstream, formulasi, hingga pengendalian mutu.
Ia juga menjelaskan perbedaan antara obat biologis dan obat molekul kecil, serta pentingnya quality control dan kepatuhan terhadap standar CPOB dalam menjamin keamanan dan efektivitas produk.
Selain itu, ia memaparkan profil PT Etana Biotechnologies Indonesia, termasuk pencapakannya sebagai produsen vaksin mRNA pertama di Asia Tenggara, pengembangan fasilitas manufaktur berteknologi tinggi, serta berbagai produk vaksin dan obat biologis yang telah dan sedang dikembangkan.
Christian juga menekankan besarnya potensi karier di industri biofarmasi, baik pada bidang teknis maupun non-teknis, serta perlunya kolaborasi lintas disiplin ilmu.
Ia menutup penjelasannya dengan menyoroti minimnya produsen vaksin di Indonesia.
“Dari ratusan industri kimia lebih dari 200 perusahaan hanya dua industri yang memproduksi vaksin. Jumlah ini tentu sangat terbatas. Karena itu, di Etana Biotech kami membutuhkan masukan dan kolaborasi dari berbagai bidang keilmuan,” ujarnya.
Dekan Fakultas Farmasi Unhas, Abdul Rahim, S.Si., M.Si., Ph.D., Apt., kegitan ini bertujuan untuk membuka wawasan mahasiswa dan dosen mengenai proses ilmiah serta berbagai tantangan yang dihadapi industri biofarmasi.
Ia berharap kerja sama dengan Etana dapat memperkuat ekosistem riset dan inovasi, sekaligus mempersiapkan sumber daya manusia yang mampu menjawab kebutuhan industri di masa depan. (*)








Tinggalkan Balasan