RAKYAT NEWS, MAKASSAR – Sebagai salah satu rangkaian kegiatan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) Ke-38, Universitas Hasanuddin menyelenggarakan kuliah umum dengan tema “Masa Depan Berpijak pada Inovasi”.

Kegiatan berlangsung mulai pukul 14.00 Wita, di Aula Prof Amiruddin, Fakultas Kedokteran, Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, Rabu (26/11/2025).

Kegiatan resmi dibuka oleh Rektor Unhas, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc. Dalam sambutannya, Prof JJ menekankan pentingnya semangat generasi muda dalam memanfaatkan teknologi untuk menghadirkan terobosan baru.

Menurutnya, materi yang dipaparkan hari ini dapat menjadi bekal berharga bagi mahasiswa untuk memperluas wawasan, mengasah kreativitas, dan melahirkan ide-ide inovatif yang relevan dengan kebutuhan bangsa.

“Indonesia memiliki peluang besar untuk bangkit dan bersaing di tingkat global apabila generasi mudanya mampu menguasai teknologi mutakhir, khususnya kecerdasan buatan (AI), sebagai fondasi utama percepatan pembangunan dan penciptaan solusi masa depan. Kita deklarasikan kedaulatan AI dari Unhas,” kata Prof JJ.

Co-founder dan Chief Executive Officer Futurity dan Edubeyond, Miklos Sunario, sebagai salah satu narasumber memberikan paparan tentang “Indonesia 2045 dengan kedaulatan Artificial Intelligence (AI): Waktunya Kita”. Miklos menegaskan, pemanfaatan AI tidak boleh berhenti pada taraf berguna semata, tetapi juga harus mampu berdiri secara berdaulat.

“Kedaulatan AI adalah kemampuan untuk mengendalikan dan mengambil manfaat penuh dari AI, mulai dari data, komputasi, hingga pengembangan talenta kita,” jelas Miklos.

Menurutnya, fungsi AI ibarat pisau bermata dua. AI dapat menjadi penyamarata terbesar, jika membangunnya di atas infrastruktur sendiri. Namun, juga berpotensi menimbulkan ketimpangan baru, jika negara hanya mampu menjadi pengguna pasif.

Banyak negara dan perusahaan pengembang AI yang fokus mencari data pengguna untuk keperluan research and development. Hal ini, menurut Miklos, adalah ‘huge economic loss on our side’.

“Data kita, habit kita, ini sangat berguna bagi mereka. Nvidia punya market share 3,5 kali lebih besar dari Gross Domestic Product kita, inilah harga dari data kita,” tambah Miklos.

Untuk itu, menurutnya untuk mencapai Indonesia Emas 2045, Indonesia perlu melihat nilai dari data-data ini. Salah satunya adalah dengan pengembangan sistem yang dapat mengintegrasikan beragam aspek secara terpadu. Salah satunya untuk mendukung kedaulatan pangan, yang dapat diintegrasikan dengan sektor pertanian.

Di akhir pemaparannya, Miklos menegaskan kedaulatan AI harus dimulai dari kemauan untuk membuat, kemampuan untuk menghasilkan, dan kebanggaan terhadap karya sendiri. Ia menilai nilai strategis ini hanya dapat tumbuh jika ekosistem nasional memberi ruang bagi inovasi.

“Banyak orang hebat di Indonesia, tapi seringnya cuma di belakang layar. Maka dari itu kita perlu switch cara pandang kita dari sekadar mengagumi pihak luar menjadi yakin bahwa kita pun bisa melakukan hal yang sama,” tutup Miklos.

Setelah paparan materi, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Selain Miklos, kegiatan ini juga menghadirkan Dr. Haris Syahbuddin, DEA (Kepala Pusat Perakitan dan Modernisasi Pertanian Tanaman Pangan) sebagai narasumber, memberikan materi mengenai “Peran Generasi Muda Membangun Indonesia yang Berdaulat Pangan”.

Seluruh rangkaian kegiatan berlangsung lancar hingga pukul 16.00 Wita. (*)