MAKASSAR – Pada hari Senin (11/4) kemarin telah terjadi aksi unjuk rasa dengan sejumlah tuntutan mulai dari persoalan penundaan Pemilu, kenaikan harga sembako, kenaikan harga BBM, dan isu mengenai wacana penundaan Pemilu 2024, Selasa (12/4/2022).

Baca Juga : Dukung Demo Mahasiswa, Koalisi Bantuan Hukum Rakyat Makassar Desak Kapolda Sulsel lakukan Hal ini

Aksi yang berlangsung pada sejumlah titik yang ada di Kota Makassar tersebut disiapkan personil gabungan dari TNI-Polri dan Pemda, Satpol PP serta Dishub yang berjumlah 2750 personil.

Kapolda Sulsel, Irjen Pol Nana Sudjana mengatakan, kepolisian telah menyampaikan dari awal bahwa akan melakukan pengawalan yang baik dan hal itu sudah diketahui oleh mahasiswa dan aksi yang dilakukan sudah berjalan dengan tertib dari awal.

“Dari awal kami sampaikan akan melaksanakan pengamanan dan mengawal dengan baik, humanis dan persuasif. Dari mahasiswa pun sudah mengetahui. Dari awal sudah berjalan dengan tertib. Para mahasiswa melaksanakan aksi unjuk rasa di masing-masing kampus lalu ke fly over dan terakhir di DPRD,” jelasnya.

Lanjutnya, aksi tersebut awalnya berjalan dengan lancar dan telah dilakukan koordinasi dengan DPRD untuk melakukan mediasi dan diterima dengan baik, namun setelah memasuki jam berbuka puasa ada sejumlah kelompok tidak dikenal yang ikut aksi dan melakukan pelemparan ke gedung DPRD.

“Awalnya berjalan baik dan kami sudah kordinasi dengan DPRD untuk mediasi dan sudah diterima dengan baik namun, ketika menjelang buka puasa ada beberapa kelompok yang juga lakukan aksi tapi saya lihat itu bukan dari kelompok mahasiswa. Mereka langsung lempar DPRD. Kita biarkan. Anggota bersabar,” ungkapnya.

Lebih lanjut, tim kepolisian mendorong balik dengan menyampaikan secara persuasif agar tidak melakukan pelemparan namun tidak diperdulikan oleh oknum tersebut hingga polisi melakukan penembakan gas air mata untuk memberi peringatan kepada kelompok penyusup tersebut.

“Rupanya tidak digubris. Kemudian mau tidak mau kami lakukan pendorongan tetapi tetap sampaikan persuasif agar mereka tidak melempar. Karena tidak digubris terpaksa kami lakukan penembakan gas air mata, sekedar peringatan untuk mereka tatapi yang kami tuju adalah kelompok penyusup tadi,” pungkasnya.

Ia berharap pelaku provokasi tersebut hanya penyusup yang memasuki kelompok mahasiswa. Dan setelah dilakukan peringatan, mahasiswa pun kemudian membubarkan diri sehingga hanya tersisa kelompok yang diduga penyusup tadi dan situasi lalu lintas berjalan dengan lancar dan tertib.

Tambahnya, ia menyampaikan rasa terimakasih kepada mahasiswa karena telah melakukan aksi yang tertib namun karena adanya penyusup dari kelompok tertentu yang membuat terjadinya konflik.

“Dalam hal ini saya sampaikan terimakasih kepada rekan-rekan mahasiswa yang tadi telah melaksanakan aksi yang memang awalnya berjalan tertib tetapi karena disusupi kelompok tertentu sehingga menjadi agak konflik,” kata nana.

Ia menerangkan, untuk mahasiswa kurang lebih 2000. Kemudian ada penyusup-penyusup yang tidak duga. Kemudian dari pendorongan dari kepolisian yang mengakibatka pelemparan terhadap kami sekitar 10 orang telah diamankan. Anggota tidak ada luka dan meraras dari kelompok mahasiswa pun tidak ada.