MAKASSAR – IMM Gowa gelar aksi akibat naiknya harga BBM yang berakibat mahalnya harga bahan pokok pada Rabu (7/9) kemarin.

Baca JugaBEM UIN Makassar Gelar Dialog Terbuka Solusi Pencabutan Subsidi BBM

Jendral Lapangan, Adam Fortuna mengatakan, kita perlu menyuarakan kesengsaraan yang di alami oleh rakyat, bahwa dengan naiknya BBM dapat memicu naiknya bahan bahan pokok lainya.

“Hal ini menjadi krusial untuk diperbincangkan sebab BBM menjadi bagian dasar yang mempengaruhi kenaikan bahan harga bahan pokok lain, otomatis dengan naikknya BBM maka segala kebutuhan pokok yg memerlukan mobilisasi pasti akan naik juga,” ucapnya.

Ia melanjutkan, pemerintah seharusnya menjadi obat penawar luka kemanusiaan, tapi realitasnya pemerintah malah menjadi pelopor dalam memperparah luka kemanusiaan.

“Peran pemerintah seharusnya menjaga keseimbangan tatanan tanpa pengisipan ketidakadilan dan kesewenang-wenangan. Pemerintahan seharusnya menjadi obat penawar bagi luka kemanusian, Tapi realitasnya pemerintah malah menjadi pelopor dalam memperah luka kemanusian dengan diamininya wacana kenaikan BBM,” tegasnya.

Kordinator Mimbar, Ian Hidayat mengatakan, Indonesia merupakan negara demokrasi, seharusnya pemerintah mendengar dan melihat kesengsaraan yang di alami ketika BBM di naikkan. Sehingga tidak serta merta mengeluarkan regulasi tanpa mempertimbangkan akibat yang akan ditimbulkan.

“Ketakutan terbesar saya ketika negara menjadi feodal. Menghilangkan unsur demokrasi dalam mengambil kebijakan, kami sepakat bahwa kenaikan BBM bukanlah solusi yg tepat. Maka dari itu kami sepakat gerakan seperti ini dapat menjaga nalar kemanusiaan negara,” tutupnya.