RAKYAT NEWS, MAKASSAR – Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Makassar, Dede Arwiansyah walkout dari proses Rapat Pleno Terbuka yang dilaksanakan Komisi Pemilihan Umum Makassar di Hotel Claro, Sabtu (10/8/2024).

Rapat Pleno tersebut membahas terkait Rekapitulasi dan Penetapan Daftar Pemilihan Sementara (DPS) pada Pemilihan Gubernur dan Wali Kota Makassar untuk 24 Noverber 2024 mendatang.

Dede memilih walkout atau keluar dari karena menilai jika KPU Kota Makassar tidak transparan dalam pra rekap persamaan persepsi penetapan DPS bersama Panwascam dan PPK yang dilaksanakan sehari sebelum kegiatan rapat pleno.

“Itukan kemarin yang dibicarakan pra rekap data hasil di tingkat pleno Kecamatan. Dari PPS kecamatan ada perubahan ada yang bertambah dan berkurang,” pungkasnya.

Dede menjelaskan, bahwa pada saat pembacaan data, baru tiga Kecamatan saja sudah diubah secara sepihak. Sehingga ia menilai jika KPU Makassar tidak transparan terhadap data tersebut.

“Nah akhirnya kita sepakat untuk buat kronologi, sepakat buat kronologi. Makanya kami tagih. Pas tiba di sini saya kaget kenapa bukan hasil akhir kemarin data itu yang dibacakan. Ini kemudian kami menganggap tidak transparan,” tambahnya.

Dede mengungkapkan, bahwa data hasil yang dibacakan KPU Makassar jauh berbeda dengan apa yang ada dalam rapat pleno tingkat Kecamatan sehari sebelumnya.

“Kemarin kita sudah sepakati data, baru tiga kecamatan saya liat berbeda data yang kemudian ditampilkan kemarin. Seolah kami hadir kemarin sampai jam 2 malam, tapi toh bukan kemudian yang dibacakan,” terangnya.

Dede menilai, bahwa seharusnya pihak KPU Kota Makassar memberikan penjelasan terkait dengan perubahan data tersebut.

“Kalau pun ada perubahan data itu harusnya dibacakan kemarin baru sampaikan,” jelas Dede.