RAKYAT.NEWS, BALI – Pjs Wali Kota Makassar, Andi Arwin Azis, hadir dalam acara Thematic Panel of Expert Climate-Resilient and Inclusive Cities (CRIC) yang diselenggarakan oleh United Cities and Local Government Asia Pacific (UCLG-ASPAC) di Nusa Dua, Bali, pada Senin (28/10/2024).

Pada kesempatan tersebut, para ahli dari berbagai belahan dunia berbagi pengalaman dan pengetahuan mengenai penanganan sampah serta upaya menghadapi perubahan iklim.

Andi Arwin Azis menekankan bahwa masalah sampah berperan penting dalam pemanasan global, sebagai kontributor gas emisi utama seperti metana dan karbon dioksida (CO2) yang berdampak pada efek rumah kaca.

Ia menggarisbawahi pentingnya penanganan yang tepat, terutama dengan teknologi adaptif, untuk mengurangi dampak pemanasan global dan berperan aktif dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.

“Gas metan dan CO2 yang dihasilkan dari sampah sangat berpengaruh terhadap pemanasan global. Ini harus ditangani dengan teknologi yang adaptif, dan kami berharap bisa mengurangi emisi gas-gas ini secara signifikan,” ujar Andi Arwin Azis.

Andi Arwin Azis menyoroti bahwa upaya ini tidak hanya perlu dilakukan secara nasional, tapi juga harus diimplementasikan di tingkat kota agar manajemen sampah bisa lebih efektif dan berkelanjutan.

Ia kemudian menegaskan komitmen Pemerintah Kota Makassar untuk menerapkan praktik terbaik yang dipelajari dari forum ini guna menjaga lingkungan dengan baik.

“Kami akan menerapkan pengalaman dan pengetahuan yang kami dapat di sini untuk memperkuat kebijakan pengelolaan sampah di Makassar. Dengan demikian, kami berharap dapat mengurangi dampak perubahan iklim dan mewujudkan kota yang lebih sehat dan berkelanjutan,” katanya.

Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar, Ferdi Muchtar, yang turut serta dalam acara tersebut, menekankan pentingnya menerapkan konsep pengelolaan sampah yang adaptif dan berkelanjutan.

Menurutnya, Makassar memiliki potensi besar dalam membangun sistem pengelolaan sampah yang terintegrasi mulai dari sumbernya, seperti melalui pengelolaan bank sampah yang sudah aktif di kota tersebut.

Makassar telah berkomitmen untuk menjadi Low Carbon City dan merencanakan pembangunan Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL).

“Hari ini kita harus menerapkan konsep yang bagus ini di Makassar. Pengelolaan sampah yang dimulai dari sumbernya sudah kita miliki, seperti ribuan bank sampah, dan ini bisa diintegrasikan lebih baik lagi,” ujar Ferdi Muchtar.

Ferdi Muchtar menambahkan bahwa dengan pemanfaatan teknologi dan kerjasama internasional, DLH Makassar bisa menghasilkan inovasi baru dalam pengelolaan sampah yang lebih efektif.

Acara bertema “Towards Inclusive and Resilient Ecosystem and Waste Management for Sustainable Cities” bertujuan mengembangkan ekosistem kota yang inklusif dan tangguh dalam menghadapi perubahan iklim, khususnya dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Selain itu, acara ini membuka peluang bagi pemerintah daerah berkolaborasi dalam menemukan solusi pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.