Oleh karena itu, Munafri menilai perlunya dukungan tambahan dari pemerintah untuk melengkapi infrastruktur yang belum tercover dalam proyek RISE.

“Pemerintah harus memberikan support, memberikan infrastruktur tambahan yang tidak tercover. Contoh, lampu jalannya, CCTV-nya,” tuturnya.

Selain manfaat lingkungan, Munafri juga melihat peluang bagi masyarakat untuk memanfaatkan program ini dalam meningkatkan ekonomi lokal.

Dia mengungkapkan kemungkinan pengembangan program pemberdayaan seperti urban farming dan pemanfaatan lahan sempit, yang dapat membantu warga mendapatkan penghasilan tambahan sambil menjaga kebersihan lingkungan mereka.

“Jadi mungkin pembangunan seperti urban farming, pemanfaatan lahan sempit, ini akan kita support. Sehingga selain mereka punya sistem sanitasi yang baik, mereka juga bisa menambah income,” ucapnya.

Lebih lanjut, Munafri mengapresiasi kesadaran masyarakat yang semakin meningkat terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan setelah adanya proyek RISE.

Menurutnya, kesadaran ini menjadi modal penting dalam menjaga keberlanjutan program, sekaligus memastikan bahwa lingkungan yang sudah tertata rapi tidak kembali tercemar.

“Kalau dilihat sudah bersih, enggan kita kasih kotor-kotor. Ini yang harus kita coba supaya masyarakat bisa tahu bahwa ada sistem yang seperti ini,” kata Munafri.

Dia pun menegaskan bahwa Pemerintah Kota Makassar siap merespons dan mendukung pengembangan lebih lanjut dari proyek RISE, agar lebih banyak wilayah di Makassar dapat merasakan manfaat dari program ini.

“Saya sih kalau bisa diberikan untuk seluruh kelurahan, wah, silakan, itu lebih baik lagi. Pokoknya kalau ini masuk di Makassar, Pemerintah Kota wajib untuk merespons ini,” pungkasnya.

Sejak dimulai pada 2018, program RISE telah aktif di lima titik di Kota Makassar, yaitu di Untia, Alla-Alla, Bonelengga, Barombong, dan Tallo. RISE juga membantu pembentukan KePoLink (Kelompok Pengelola Lingkungan – Komunitas Management Group) di 12 lokasi.

YouTube player