“Terlalu banyak persoalan yang seharusnya tidak kita dengar, bahkan ada yang masuk ranah hukum. Ini tidak membuat nyaman karena datang dari institusi pendidikan,” ujarnya.

Rektor UNM, Prof. Dr. Karta Jayadi, menyambut baik inisiatif Pemkot Makassar. Ia menegaskan kampusnya siap menurunkan tim khusus untuk merancang kurikulum pendidikan dasar yang mengintegrasikan nilai-nilai budaya Bugis-Makassar.

“Insya Allah dua hari dari sekarang tim sudah kami sampaikan. Kami mohon para dekan mengirimkan satu nama untuk masuk dalam tim kurikulum di Lembaga Pengabdian Masyarakat,” jelasnya.

Prof. Karta menekankan bahwa muatan lokal tidak akan menggantikan Kurikulum Merdeka yang berlaku secara nasional, melainkan dipadukan secara fleksibel tanpa menambah jam pelajaran.

“Komponen kurikulum nasional tetap berlaku, tetapi ada ruang tertentu—baik terintegrasi maupun berdiri sendiri—yang dapat menonjolkan kekuatan lokal,” paparnya.

Ia menambahkan, penguatan karakter Bugis-Makassar sejak sekolah dasar baru akan tampak hasilnya dalam puluhan tahun ke depan, namun upaya menanam nilai-nilai lokal sejak dini penting agar Makassar dapat menjadi rujukan nasional dalam pendidikan karakter.

“Pak Wali punya gagasan besar, bahwa suatu saat Makassar dapat menjadi kota rujukan sekolah dasar di Indonesia. Ini bukan mustahil, sebagaimana sekolah-sekolah swasta ternama di Bogor atau Depok yang menjadi magnet nasional,” terang Prof. Karta.

Pertemuan di UNM tersebut turut dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar Achi Soleman, Tim Ahli Pemkot Dara Nasution, serta jajaran wakil rektor dan dekan UNM.

Semua pihak sepakat bahwa sinergi pemerintah kota dan perguruan tinggi menjadi kunci keberhasilan pembentukan kurikulum berkarakter yang menggabungkan nilai budaya lokal dengan keterampilan global. (*)

YouTube player