“Di Sulawesi, banyak sekali potensi sumber daya mineral selain nikel yang bisa dimanfaatkan. Dengan hilirisasi ini, pasti kita dapat membuka lapangan kerja juga,” jelas Maroef.

Lebih lanjut, Maroef menambahkan, perlunya mengidentifikasi enam tantangan utama dalam implementasi hilirisasi mineral, yaitu: kebutuhan modal dan teknologi, ketersediaan tenaga kerja terampil, inkonsistensi regulasi, aspek komersial dan pasar, dampak lingkungan, serta berbagai tekanan eksternal.

“Saya yakin tantangan ini dapat kita atasi, namun dibutuhkan national will,” tegasnya.

Melalui kuliah umum ini, Unhas berharap dapat memperkuat kontribusi ilmiah dan strategis dalam mendorong hilirisasi SDA yang berkelanjutan.

Konsistensi national will diyakini menjadi fondasi keberhasilan transformasi ekonomi menuju peningkatan nilai tambah, penciptaan lapangan kerja berkualitas, dan percepatan pembangunan daerah.

Setelah paparan materi, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab dengan peserta. Para peserta aktif memberikan pertanyaan dan pandangannya mengenai tema kuliah umum kepada narasumber.

Kegiatan yang dipandu oleh Prof. Dr. Eng. Adi Maulana, S.T., M.Phil (Wakil Rektor Bidang Kemitraan, Inovasi, Kewirausahaan dan Bisnis) tersebut berlangsung lancar hingga pukul 12.00 Wita. (*)

YouTube player