Christian juga menekankan besarnya potensi karier di industri biofarmasi, baik pada bidang teknis maupun non-teknis, serta perlunya kolaborasi lintas disiplin ilmu.

Ia menutup penjelasannya dengan menyoroti minimnya produsen vaksin di Indonesia.

“Dari ratusan industri kimia lebih dari 200 perusahaan hanya dua industri yang memproduksi vaksin. Jumlah ini tentu sangat terbatas. Karena itu, di Etana Biotech kami membutuhkan masukan dan kolaborasi dari berbagai bidang keilmuan,” ujarnya.

Dekan Fakultas Farmasi Unhas, Abdul Rahim, S.Si., M.Si., Ph.D., Apt., kegitan ini bertujuan untuk membuka wawasan mahasiswa dan dosen mengenai proses ilmiah serta berbagai tantangan yang dihadapi industri biofarmasi.

Ia berharap kerja sama dengan Etana dapat memperkuat ekosistem riset dan inovasi, sekaligus mempersiapkan sumber daya manusia yang mampu menjawab kebutuhan industri di masa depan. (*)

YouTube player