RAKYAT NEWS, MAKASSAR – Universitas Hasanuddin menyelenggarakan Kuliah Umum dalam rangkaian Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-38 yang mengangkat tema “Masa Depan Berpijak pada Inovasi”.

Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber utama yakni Dr. Haris Syahbuddin, DEA, (Kepala Pusat Perakitan dan Modernisasi Pertanian Tanaman Pangan) dan Co-founder dan Chief Executive Officer Futurity dan Edubeyond (Miklos Sunario).

Kegiatan berlangsung mulai pukul 14.00 Wita, di Aula Prof Amiruddin, Fakultas Kedokteran, Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, Rabu (26/11/2025).

Dr. Haris sebagai salah satu narasumber memaparkan situasi ketahanan pangan global yang menunjukkan urgensi tindakan strategis di tingkat nasional.

Ia merinci bahwa saat ini sekitar 295 juta orang di 53 negara menghadapi kelaparan serius, 757 juta penduduk dunia mengalami kekurangan gizi, serta terdapat 6,5% tingkat kerawanan pangan dan kasus stunting.

Di tengah tantangan tersebut, Dr. Haris menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar sebagai calon lumbung pangan dunia. Potensi ini ditopang oleh keberagaman agroekosistem, tingginya biodiversitas, serta iklim tropis yang memungkinkan berbagai komoditas pangan tumbuh optimal sepanjang tahun.

“Indonesia berpotensi menjadi lumbung pangan dunia. Kita memiliki agroekosistem yang beragam, biodiversitas, dan iklim tropis yang sangat ideal,” kata Dr. Haris.

Namun, menurutnya, sektor pertanian nasional masih menghadapi beberapa tantangan signifikan, seperti perubahan iklim, dinamika harga pangan global, masalah distribusi, alih fungsi lahan, tingkat adopsi teknologi yang masih rendah, serta minimnya regenerasi petani. Tantangan ini perlu direspons melalui langkah-langkah transformasi yang terukur.

Pada kesempatan tersebut, Dr. Haris menjelaskan bahwa pemerintah tengah mendorong modernisasi pertanian sebagai langkah strategis menghadapi tantangan masa depan.

Modernisasi tersebut meliputi pemanfaatan varietas unggul, mekanisasi untuk meningkatkan produktivitas, serta integrasi teknologi digital seperti Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), dan berbagai sistem informasi pertanian.

“Pemuda memiliki potensi besar sebagai pusat strategi transformasi sektor pangan dan pertanian nasional. Keterlibatan pemuda hanya dapat optimal apabila didukung oleh akses teknologi, pendampingan berkelanjutan, pendidikan terpadu, serta peluang kewirausahaan yang merata,” tambah

Menutup pemaparannya, Dr. Haris menyampaikan sejumlah capaian strategis yang telah diperoleh Kementerian Pertanian dalam mengembangkan sektor pertanian nasional.

Dirinya menegaskan, keberhasilan tersebut tidak terlepas dari sinergi antara kebijakan pro-petani dan modernisasi berbasis teknologi. (*)

YouTube player