Mahasiswa KKN Unhas Turun ke 21 Kelurahan di Makassar, Fokus Sampah dan Perubahan Iklim
Terkait persampahan, Sekda Zulkilfy mengungkapkan Kota Makassar setiap hari menghasilkan sekitar 800 hingga 1.000 ton sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA). Oleh karena itu, pemerintah kota terus mendorong program pengurangan sampah dari sumbernya.
“Kami mengembangkan berbagai program seperti bank sampah, pengurangan sampah plastik, pengolahan sampah organik melalui maggot, hingga pemanfaatan sampah menjadi pupuk. Mahasiswa KKN diharapkan dapat membantu sosialisasi dan edukasi program-program ini kepada masyarakat,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya mahasiswa melakukan identifikasi permasalahan di kelurahan sebelum menyusun program kerja, serta mengonsultasikan rencana kegiatan dengan dosen pembimbing, lurah, dan camat.
“Program tidak bisa langsung dijalankan tanpa sosialisasi. Identifikasi masalah, tentukan skala prioritas, susun perencanaan, lalu laksanakan dan evaluasi. Jangan sampai program yang dibuat tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” tegasnya.
Selain isu lingkungan, mahasiswa KKN juga didorong untuk membantu percepatan program pemerintah lainnya, seperti urban farming, edukasi retribusi persampahan, hingga pemahaman pelayanan publik di tingkat kelurahan dan kecamatan.
“Kehadiran mahasiswa sangat membantu karena keterbatasan sumber daya di kelurahan. Adik-adik dapat berperan dalam komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat,” tambahnya.
Pada kesempatan itu, Sekda Makassar mengapresiasi Universitas Hasanuddin atas kolaborasi yang terjalin dan meminta camat serta lurah untuk memberikan pendampingan maksimal selama pelaksanaan KKN.
“Kami berharap seluruh mahasiswa dapat menjalankan KKN dengan baik, berkontribusi nyata bagi masyarakat, serta kembali dalam keadaan sehat,” tegas Andi Zulkifly. (*)








Tinggalkan Balasan