Angka Indeks Pembangunan Manusia Makassar Tertinggi di Sulsel, Tembus Peringkat 7 Nasional
RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Pembangunan manusia di Kota Makassar terus menunjukkan capaian positif di bawah kepemimpinan Wali Kota Munafri Arifuddin bersama Wakil Wali Kota, Aliyah Mustika Ilham.
Sepanjang tahun 2025, kualitas hidup masyarakat Makassar tercatat mengalami peningkatan signifikan, ditandai dengan melonjaknya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) serta membaiknya angka harapan hidup warga.
Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) per November 2025, IPM Kota Makassar resmi berada pada kategori tinggi dengan capaian 85,66 persen.
Angka tersebut menempatkan Makassar sebagai daerah dengan IPM tertinggi dari 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan, sekaligus menembus peringkat ketujuh nasional IPM tertinggi se-Indonesia.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Makassar, Muhammad Roem, menyatakan capaian IPM tahun 2025 merupakan bukti nyata bahwa pembangunan daerah berjalan secara berkelanjutan dan menyentuh aspek mendasar kehidupan masyarakat.
Menurut Roem, IPM tidak sekadar menjadi indikator statistik, melainkan cerminan keberhasilan pemerintah daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh, baik dari sisi ekonomi maupun kualitas hidup.
“Indeks Pembangunan Manusia Kota Makassar tahun 2025 menunjukkan tren yang sangat positif. Ini mencerminkan komitmen kuat Pemerintah Kota Makassar di bawah kepemimpinan pak Wali Kota dan ibu Wakil Wali Kota dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara berkelanjutan,” ujar Roem, Sabtu (27/12/2025).

BPS mencatat perkembangan IPM Kota Makassar dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan dinamika yang signifikan. Pada 2019 dan 2020, IPM Makassar berada pada angka stagnan 82,25 persen.
Memasuki 2021, IPM meningkat menjadi 82,66 persen, kemudian naik kembali pada 2022 menjadi 83,12 persen.
Tren peningkatan tersebut berlanjut pada 2023 dengan capaian 84,85 persen. Meski sempat mengalami penurunan pada 2024 menjadi 83,90 persen, kondisi itu tidak berlangsung lama. Pada 2025, IPM Makassar melonjak signifikan hingga mencapai 85,66 persen.
Dengan capaian tersebut, Makassar tidak hanya mempertahankan posisinya sebagai daerah dengan IPM tertinggi di Sulawesi Selatan, tetapi juga mencatatkan prestasi membanggakan di tingkat nasional.
Roem menjelaskan, capaian IPM Makassar ditopang oleh tiga pilar utama. Pertama, sektor kesehatan yang tercermin dari meningkatnya angka harapan hidup, sebagai indikator membaiknya kualitas layanan kesehatan dan pola hidup masyarakat.
Kedua, sektor pendidikan yang diukur melalui harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah, menunjukkan semakin luasnya akses masyarakat terhadap pendidikan berkualitas.
Ketiga, standar hidup layak yang diukur melalui pengeluaran per kapita, mencerminkan meningkatnya daya beli dan kemampuan ekonomi masyarakat.
Pemerintah Kota Makassar menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan kebijakan pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan berorientasi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, guna mewujudkan Makassar sebagai kota maju, unggul, dan berdaya saing di tingkat nasional.
Roem menambahkan, peningkatan IPM tersebut merupakan hasil kerja kolaboratif seluruh perangkat daerah, dukungan para pemangku kepentingan, serta partisipasi aktif masyarakat.
Sinergi lintas sektor dinilai menjadi kunci utama dalam mendorong perbaikan pada tiga dimensi utama IPM, yakni kesehatan, pendidikan, dan standar hidup layak.
Lebih lanjut, sektor komunikasi dan informatika turut memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung peningkatan kualitas pembangunan manusia di Kota Makassar.
Melalui penguatan transformasi digital pemerintahan, Diskominfo mendorong tata kelola pemerintahan yang lebih efektif, transparan, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
“Di Dinas Komunikasi dan Informatika, kami secara konsisten mendorong transformasi digital pemerintahan, keterbukaan informasi publik, serta pemanfaatan teknologi informasi yang inklusif,” kata Roem.
Ia menyebut digitalisasi layanan publik menjadi instrumen penting dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan informasi berkualitas.
Salah satu upaya konkret dilakukan melalui pengembangan platform Lontara+, yang berfungsi sebagai sarana integrasi layanan informasi dan pelayanan publik berbasis digital.
Melalui Lontara+, masyarakat dapat mengakses berbagai informasi dan layanan pemerintah secara lebih mudah, cepat, dan transparan.
Pemanfaatan teknologi informasi yang merata dan inklusif diharapkan mampu memperkecil kesenjangan akses layanan publik, sekaligus mendorong peningkatan literasi digital masyarakat.
“Transformasi digital tidak hanya mempercepat pelayanan, tetapi juga berkontribusi langsung terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia di Kota Makassar,” ujar Roem.
Dengan capaian IPM yang terus meningkat, Pemerintah Kota Makassar optimistis mampu mempertahankan posisi strategisnya sebagai kota dengan kualitas pembangunan manusia terbaik di Sulawesi Selatan, sekaligus berdaya saing di tingkat nasional.
Selain IPM, sejumlah indikator makro pembangunan Kota Makassar juga menunjukkan kinerja positif, di antaranya pertumbuhan ekonomi sebesar 5,39 persen, inflasi 2,61 persen, rasio gini 0,391, tingkat kemiskinan 4,43 persen, tingkat pengangguran terbuka 9,60 persen, indeks reformasi birokrasi 76,78, tingkat partisipasi angkatan kerja 60,65 persen, nilai SAKIP 69,69, nilai MCSP KPK 87,00, serta indeks pembangunan pemuda sebesar 57,67 persen. (*)








Tinggalkan Balasan