RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Puluhan siswa melakukan unjuk rasa di SMA Negeri 11 Makassar, pada hari Senin (15/7/2024) pagi di Jalan Andi Mappaodang, Kecamatan Tamalate, Makassar.

Dalam video yang beredar, siswa terlihat unjuk rasa sambil berorasi dan memegang spanduk. Aksi unjuk rasa tersebut berakhir sekitar pukul 10.30 WITA dengan pengamanan dari aparat kepolisian Sektor Tamalate.

Ketua OSIS SMAN 11 Makassar, Latifah, menyatakan bahwa unjuk rasa dilakukan untuk menuntut kejelasan terkait dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

“Semenjak Kepsek menjabat di sekolah kami, dana-dana BOS tidak jelas. Tidak ada transparansi, eskul-eskul (ekstrakurikuler) dibatasi dananya, listrik pun dibatasi dananya,” kata Latifah, mengutip Tribun-Timur.com.

Selain itu, Latifah juga mengungkapkan ada nya dugaan pungutan liar terhadap siswa yang ingin mengambil ijazah.

Pendapat serupa juga disampaikan oleh pengurus OSIS, Muh Sandi Pratama. Menurutnya, terdapat dugaan pungutan sebesar Rp50 ribu untuk pengambilan ijazah.

“Ada juga dana sukarela tidak tahu di mana letaknya. Terus disuruh membayar Rp 50 ribu, kalau tidak membayar ditahan ijazahnya,” beber Sandi.

Sandi menjelaskan bahwa pembayaran untuk pengambilan ijazah dilakukan di luar kesepakatan dengan orangtua siswa.

“Waktu dibicarakan dengan orangtua siswa itu Rp 35 ribu, tapi yang sampai di kepsek itu Rp 50 ribu,” tuturnya.

Sebelumnya, dugaan pungutan liar terkait pengambilan ijazah di SMA 11 Makassar sedang diselidiki oleh Inspektorat Sulsel.

Dugaan tersebut melibatkan Kepala Sekolah SMA 11 Makassar, Nuraliyah, yang sudah diperiksa oleh Inspektorat Sulsel.

Nuraliyah membantah tuduhan pungli dalam proses pembelian ijazah. Menurutnya, pembayaran tersebut merupakan biaya untuk jasa penulisan ijazah.

“Berita pungli atau pembelian ijazah itu tidak benar, yang terbayar itu jasa penulisan ijazah, fotocopy ijazah dan map. Jadi bukan membeli ijazah,” kata Nuraliyah, Jumat (12/7/2024).