Ia juga mengajak peserta FGD untuk menyampaikan hasil diskusi kepada keluarga dan seluruh umat Islam agar terus menjalankan ukhuwah demi menciptakan rasa aman dan damai.

Wakil Pimpinan Muhammadiyah Makassar, KH. Sudirman, dalam presentasinya menyatakan bahwa umat Islam seharusnya tidak memperbesar perbedaan mazhab karena hal itu sudah menjadi ketentuan.ia menegaskan bahwa di Muhammadiyah, perbedaan mazhab tidak menjadi persoalan karena setiap mazhab memiliki landasan yang kuat. “Kami di Muhammadyah tidak mempersoalkan perbedaan mazhab karena masing-masing punya landasan yang kuat, ” katanya.

Ia juga prihatin dengan banyaknya orang yang kurang memahami agama tapi ikut memberikan komentar di media sosial. “Kita sangat menyayangkan hari ini banyak yang berkomentar agama yang bukan ahlinya seperti di Media sosial sehingga umat semakin bingung,” katanya.

Ketua Dewan Syuro Wahdah Islamiyah Makassar, KH. Ikhwan Abdul Jalil, menambahkan bahwa persaudaraan seharusnya tidak mengenal syarat atau agenda tertentu. Persaudaraan seharusnya dibangun semata-mata karena Allah.

“Persaudaraan dan persatuan adalah buah dari akhlak yang baik, sementara perpecahan adalah buah dari akhlak yang buruk”, ungkap KH Ikhwan Jalil.

Sementara itu, Ketua Komisi Ukhuwah Kota Makassar, KH. Mahmud Suyuti, menegaskan bahwa tindakan pertama Rasulullah saat tiba di Madinah adalah menyatukan kaum Muhajirin dan Anshar. “Ini menunjukkan bahwa persaudaraan adalah hal yang paling penting dalam Islam”, ungkapnya.