ARC juga akan memperkuat sumber daya manusia di pemerintah kota, sektor swasta, dan masyarakat sipil, serta mendorong pengembangan mereka.

Kepala Misi IOM Indonesia, Jeffrey Labovitz, menambahkan bahwa lokakarya ini bertujuan untuk mengidentifikasi hambatan utama di Makassar, merancang rencana aksi, dan menjelajahi strategi ketahanan secara sistematis.

“Kami berharap ARC akan memberikan dampak positif bagi ketahanan kota dan dapatmenjadi contoh bagi kota-kota lain,” katanya.

Jeffrey juga mengapresiasi dukungan Pemerintah Kota Makassar terhadap proyek ini sebagai kerjasama lintas sektoral dalam memperkuat ketahanan perkotaan.

Sementara itu, Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Makassar, Nur Kamarul Zaman, mengungkapkan terima kasih atas pemilihan Makassar sebagai lokasi proyek ini. Ia menyatakan kesiapan Makassar untuk menjadi contoh ketahanan perkotaan di Asia.

“Penetapan Makassar sebagai lokus proyek merupakan bentuk pengakuan terhadap potensi kota ini dalam berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan. Program ini menjadi peluang penting bagi Makassar untuk memajukan berbagai sektor,” ujarnya.

Kamarul juga berharap bahwa program yang diluncurkan di Makassar akan menjadi teladan bagi kota-kota lain di Indonesia dan Asia dalam mencapai ketahanan yang berkelanjutan.

“Siinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta akan terus didorong untuk mewujudkan tujuan tersebut, sehingga setiap langkah yang diambil dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi peningkatan kualitas hidup dan pelestarian lingkungan,” tambahnya.

Peluncuran program ini dilanjutkan dengan lokakarya multisektoral yang mengumpulkan para profesional yang terlibat dalam proyek BHC sebelumnya, serta ahli ketahanan perkotaan, adaptasi iklim, dan bidang terkait.