“Perlu juga kita melihat bahwa jumlah pengangguran yang masih sangat tinggi yang saya takutkan hanya pada saat-dipersandingkan antara teknologi canggih. Dengan ketidaksiapan pemerintah untuk bagaimana menyiapkan lapangan kerja,” jelasnya.

Sementara itu, Sulfikar Suaib mencerminkan berbagai potensi dan risiko penggunaan AI dalam politik. Baginya, AI bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pemilu, menganalisis sentimen publik, dan merancang strategi kampanye yang lebih efektif.

“Pemerintah perlu segera merumuskan regulasi yang komprehensif untuk mengatur penggunaan Al dalam politik. Regulasi ini harus memastikan bahwa Al di gunakan secara etis dan bertanggung jawab,” jelas Sulfikar.

YouTube player