Pemkot Makassar berencana mengembangkan sistem kompos berbasis komunitas untuk mendukung ketersediaan pupuk bagi warga yang mulai menggalakkan bercocok tanam di lingkungan tempat tinggal mereka.

“Kalau kita konsisten, Insya Allah dalam dua hingga tiga tahun ke depan, Makassar bisa menjadi kota yang bersih, mandiri dalam pengelolaan sampah, dan bahkan menghasilkan nilai tambah dari limbah rumah tangga,” ucap Munafri optimis.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Camat Mariso, Kapolsek Mariso, para lurah, LPM, RT/RW, serta berbagai elemen masyarakat. Wali Kota kembali menegaskan bahwa keberhasilan program Jumat Bersih sangat bergantung pada sinergi semua pihak.

“Ini bukan tugas Pak Lurah, Camat, atau RT saja. Ini tanggung jawab bersama. Kalau semua ikut bergerak, bersih itu bukan mustahil,” katanya.

Sebagai bentuk kebijakan lanjutan, Munafri menekankan bahwa ke depan seluruh RT di Kota Makassar diwajibkan memiliki program urban farming dan pengelolaan sampah mandiri. Setiap wilayah diharapkan memilah sampah dari sumbernya, khususnya sampah plastik yang memiliki nilai ekonomis tinggi.

“Sampah plastik jangan lagi dibuang sembarangan, apalagi ke kanal. Bayangkan, harga plastik daur ulang bisa mencapai Rp4.000 hingga Rp4.500 per kilogram. Ini peluang untuk menambah pendapatan rumah tangga,” jelasnya.

Melalui pendekatan yang menyeluruh ini, Pemkot Makassar berharap semangat kebersihan tidak hanya menjadi program pemerintah, tetapi budaya bersama warga kota. (*)

YouTube player