Sementara itu, Muh Hasmi dari BEM Unismuh menilai ada pihak-pihak yang menunggangi gerakan mahasiswa.

“Setiap gerakan mahasiswa selalu ada yang mencoba mengatasnamakan diri mereka sebagai bagian dari mahasiswa. Namun jelas, tindakan anarkis dan perusakan itu lebih mencerminkan kelompok anarko yang merusak, bukan gerakan mahasiswa,” jelasnya.

Hal serupa ditegaskan perwakilan BEM Fakultas Hukum Universitas Bosowa (Unibos). Ia menilai insiden pembakaran tidak bisa dilekatkan begitu saja kepada mahasiswa.

“Kami hadir di sini untuk memberikan klarifikasi. Pelaku perusakan dan pembakaran itu bukan mahasiswa. Kami justru mengapresiasi langkah Pemerintah Kota Makassar yang membuka ruang dialog bersama mahasiswa agar kebenaran dapat terungkap,” ujarnya.

Dengan adanya ruang dialog tersebut, baik Pemkot Makassar maupun mahasiswa lintas kampus menegaskan komitmen bersama menjaga kondusivitas kota, menolak tindakan anarkis, serta memperkuat peran mahasiswa sebagai mitra strategis pembangunan. (*)

YouTube player