Aliyah menyampaikan bahwa perayaan ini bukan sekadar kegiatan keagamaan, tetapi juga simbol cinta kepada Rasulullah SAW dan wujud kekompakan masyarakat.

“Maulid Akbar Pesisir ini adalah warisan yang harus kita lestarikan. Selain sebagai wujud cinta kepada Rasulullah SAW, kegiatan ini juga memperlihatkan semangat kebersamaan dan gotong royong masyarakat Kota Makassar,” ujar Aliyah.

Ia mengungkapkan bahwa tradisi Maulid Akbar Pesisir memiliki sejarah panjang dan telah menjadi agenda keagamaan yang dinantikan setiap tahun.

Maulid Akbar Pesisir ini memiliki sejarah panjang dan sudah pernah digelar pada masa Wali Kota Makassar periode 2004–2014, Ilham Arief Sirajuddin.

“Kita harap tradisi ini kemudian terus berkembang menjadi salah satu agenda keagamaan dan budaya yang ditunggu-tunggu masyarakat,” jelasnya.

Aliyah berharap kegiatan ini terus dilestarikan sebagai identitas religius sekaligus budaya pesisir Makassar. Menurutnya, keberlanjutan perayaan Maulid Akbar Pesisir juga memperkuat silaturahmi antara pemerintah dan masyarakat.

“Serta menjadi sarana menjaga harmoni sosial di tengah keberagaman,” tukasnya.

Diketahui, suasana dermaga Poetere semakin semarak dengan gemerlap lampu kapal nelayan dan lantunan shalawat yang menggema hingga malam.

Maulid Akbar Pesisir Makassar pun menjadi bukti nyata sinergi pemerintah dan masyarakat dalam menjaga tradisi keagamaan sekaligus mengangkat identitas pesisir sebagai bagian penting dari wajah Kota Makassar.

Dalam ceramahnya, Ustaz Das’ad mengingatkan pentingnya menumbuhkan semangat persaudaraan, kepedulian sosial, dan menjaga harmoni di tengah masyarakat pesisir yang menjadi bagian penting wajah Kota Makassar. (*)

YouTube player