Sejak dilaunching Juli lalu, maka berdasarkan data periode Juli hingga Oktober 2025, tercatat 820 aduan yang masuk dari masyarakat. Dari jumlah tersebut, 746 aduan telah ditindaklanjuti, 71 masih dalam proses, dan 3 aduan ditangguhkan.

“Hal-hal seperti inilah yang kami butuhkan untuk memastikan bahwa pemerintah benar-benar hadir dalam setiap persoalan masyarakat,” beber mantan Bos PSM itu.

Pemkot Makassar akan terus mengembangkan meliputi layanan pariwisata, kependudukan, kesehatan, kebencanaan, pendidikan, hingga transportasi. Semua akan dibangun secara berkelanjutan setiap tahun.

Apalagi, pengembang Makassar Apps ini berawal dari hasil beberapa kali FGD (Focus Group Discussion) yang kami lakukan.

“Dari hasil itu, kami mengetahui bahwa kebutuhan utama masyarakat adalah adanya saluran aduan yang cepat direspons pemerintah,” ungkapnya.

Kini, aplikasi LONTARA+ telah masuk ke versi 2.0, setelah sebelumnya diluncurkan versi awal 1.0. Melalui versi terbaru ini, Pemkot Makassar telah mampu menerima umpan balik (feedback) masyarakat secara langsung, yang otomatis diteruskan ke dinas terkait untuk segera ditindaklanjuti.

Proses ini memberikan banyak manfaat bagi Pemerintah Kota. Persoalan di masyarakat bisa direspons lebih cepat, lebih terbuka, dan lebih terukur.

Aplikasi ini juga memperkuat transparansi, keamanan data, dan mencegah potensi pungutan liar maupun kebijakan sepihak yang tidak akuntabel.

Lebih jauh, ia menekankan bahwa LONTARA+ menjadi langkah konkret menuju pemerintahan yang bersih dan efisien.

“Kami berharap aplikasi ini mampu mendorong akuntabilitas yang baik dan mencegah praktik korupsi dalam pelayanan publik,” harap Ketua Golkar Makassar ini.

Appi juga memastikan bahwa pengembangan aplikasi LONTARA+ akan terus dilakukan secara bertahap hingga empat tahun ke depan.

“Pada tahun mendatang nanti, LONTARA+ akan menjadi satu super apps yang benar-benar menyatukan seluruh layanan publik Kota Makassar dalam satu genggaman,” pungkasnya.

YouTube player