Pembinaan anjal dan gepeng, sambung Ikhsan, ada tiga yakni pencegahan, pembinaan lanjutan dan rehabilitasi sosial.

 

“Langkah pencegahan ada empat, diantaranya itu pendataan dan pemantauan,” katanya.

 

Terpisah, Narasumber Kegiatan, Fajar Baharuddin mengatakan, angka anjal dan gepeng pasca ditetapkan Perda Nomor 2 Tahun 2008 terus mengalami peningkatan. Data terbaru, jumlah anjal dan gepeng menyentuh angka 70ribu.

 

 

 

“Ini saya kira perda harus direvisi. Sudah banyak yang tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini,” ungkap Bojang—sapaan akrabnya.

 

Dia mengusulkan, poin tambahan dalam perda nantinya ada item yang mengatur keberadaan pak ogah. Sebab, pak ogah ini dinilai menganggu ketertiban umum utamanya dalam berkendara.

 

“Kenapa mereka memilih dijalan itu karena ada kesenjangan. Tidak meratanya kaya dan miskin. Nah, inimi yang perlu diatur sedemikian rupa,” tandasnya.