Dokter Hasto menjelaskan, BKKBN sebagai lembaga yang mendapat mandat dari Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 untuk mengembangkan kebijakan makro dan melaksanakan program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB/KR) harus berupaya memenuhi berbagai komitmen global maupun nasional di bidang tersebut.

“Tugas menurunkan unmet need sejalan dengan arah kependudukan ke depan menurut agenda PBB Tahun 2030 yaitu demographic resilience dimana program KB lebih mengarah pada hak asasi termasuk hak reproduktif dan BKKBN harus memastikan kebutuhan hak-hak perempuan akan unmet need dipenuhi melalui berbagai kegiatan,” ujar Dokter Hasto.

Untuk menyukseskan program-program tersebut, kata Dokter Hasto, BKKBN punya dua sumber daya yang startegis. Pertama adalah sumber daya manusia di lapangan, yang terdiri dari PKB/PLKB, PLKB Non ASN, serta kader PPKBD, Sub PPKBD dan Kelompok KB yang jumlahnya mencapai 1,2 juta orang.

Dengan jutaan orang tersebut, sambung Dokter Hasto, BKKBN dapat mengimplementasikan program komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) dengan maksimal.

Dokter Hasto menambahkan, BKKBN telah menerbitkan Peraturan BKKBN Nomor 13 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional KB Tahun 2023. Dia pun mengingatkan bahwa BOKB merupakan belanja barang dan jasa untuk kegiatan operasional dalam pelaksanaan urusan pengendalian penduduk dan KB serta penurunan stunting oleh pemerintah provinsi dan kabupaten/kota penerima DAK non fisik.

Lebih jauh Dokter Hasto menambahkan, dalam indikator yang tercantum di dalam RPJMN 2020-2024, target BKKBN pada tahun 2023 adaah pada enam sasaran strategis diantaranya, menurunnya angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) per WUS (15-49 tahun) sebesar 2,19 rata-rata anak per wanita. Kedua, meningkatnya angka prevalensi kontrasepsi modern sebesar 62,92 persen. Ketiga, menurunnya kebutuhan ber- KB yang belum terpenuhi menjadi 7,70 persen dan ke emapat menurunnya angka kelahiran remaja 15-19 tahun (Age Specific Fertility Rate/ASFR 15-19) menjadi 20 Kelahiran per 1.000 wanita usia 15-19 tahun.