Silaturahmi Seniman Makassar, AMB Siap Fasilitasi Aspirasi Kesenian ke Legislatif
RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Silaturahmi bulanan seniman Kota Makassar yang telah berlangsung sejak November 2024 kembali digelar untuk ketiga kalinya di Kedai Kasumba, Sao Panrita UNM, Selasa, (28/1/ 2025).
Acara ini menjadi wadah diskusi bagi para seniman untuk membahas berbagai persoalan seni dan budaya di Makassar.
Dalam pertemuan ini, Anggota DPRD Kota Makassar, Andi Makmur Burhanuddin (AMB), yang akrab disapa Noval di kalangan seniman, turut hadir dan berpartisipasi dalam diskusi.
Sebagai penggagas acara ini, AMB berharap silaturahmi bulanan ini dapat menjadi forum yang memperkuat solidaritas seniman dalam memperjuangkan kepentingan mereka.
“Bila ada suatu aspirasi kolektif teman-teman seniman, Insya Allah saya akan menjadi salurannya itu ke legislatif atau ke pemkot, sebab itu tommi gunaku ada di legislatif sekarang,” kata AMB.
AMB, yang juga mantan Ketua Umum Sanggar Merah Putih Makassar (SMPM)—sebuah sanggar seni yang berdiri sejak 1974—menegaskan bahwa dirinya tidak bisa lepas dari dunia kesenian. Ia juga menyoroti pentingnya advokasi seni dan budaya agar mendapat perhatian lebih dari pemerintah.
“Contohnya ketika mengambil alih gedung kesenian Societet de Harmonie bahkan pernah hendak diambil alih oleh lembaga kepemudaan saya cukup ekstrim untuk memblok itu,” ujar AMB.
Saat ini, AMB menjabat sebagai Ketua Fraksi PKB di DPRD Kota Makassar dan berada di Komisi A. Dengan posisinya tersebut, ia berkomitmen untuk menjadi jembatan aspirasi bagi para seniman agar kepentingan mereka dapat diperjuangkan di tingkat legislatif.
Dalam diskusi yang berlangsung malam itu, beberapa gagasan turut mencuat. Perupa AH Rimba menyebut pertemuan ini sebagai silaturahmi seniman, sementara sutradara teater Petta Puang, Bahar Merdhu, menganggapnya sebagai ajang rekreasi bulanan.
Salah satu isu utama yang dibahas adalah strategi pengembangan Makassar sebagai kota budaya, yang diinisiasi oleh budayawan sekaligus aktivis lingkungan, Asmin Amin. Draft rancangan strategi ini rencananya akan segera difinalisasi dalam Focus Group Discussion (FGD).
“Untuk melestarikan, mengembangkan, memanfaatkan seni budaya maka diperlukan 4 pilar yaitu: 1. Mendorong adanya lembaga payung bagi seniman dan budayawan yg independen, 2.Adanya dukungan regulasi dan pendanaan bagi lembaga seni budaya. 3.Terpelihanya kantong2 seni budaya di masyarakat. 4. Terselenggaranya even seni secara reguler baik berupa festival maupun ritual2 lainnya,” ungkap Asmin Amin.
Asmin Amin menegaskan bahwa pengembangan seni budaya memerlukan empat pilar utama, yaitu pembentukan lembaga independen bagi seniman dan budayawan, dukungan regulasi serta pendanaan, pelestarian kantong-kantong seni di masyarakat, dan penyelenggaraan event seni secara reguler, baik festival maupun ritual budaya lainnya.
Menanggapi gagasan tersebut, Ketua Satu Pena Sulsel, Rusdin Tompo, menyarankan agar para seniman segera melakukan advokasi melalui jalur audiensi dengan legislatif. AMB pun menyatakan kesiapannya untuk memfasilitasi audiensi tersebut di Fraksi PKB, guna memastikan aspirasi seniman mendapat perhatian serius dari pemerintah kota.
Diskusi yang berlangsung hingga tengah malam ini dipandu oleh moderator Irwan AR. Meski acara resmi telah ditutup, para seniman masih enggan beranjak, melanjutkan obrolan dengan penuh antusiasme.
Silaturahmi bulanan ini semakin membuktikan bahwa seni dan budaya di Makassar tidak hanya menjadi bagian dari ekspresi kreatif, tetapi juga bagian dari perjuangan kolektif para seniman untuk mempertahankan eksistensi dan hak mereka.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan