RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Warga Bara-baraya kembali menggelar diskusi bersama tokoh masyarakat, Solidaritas Barabaraya Bersatu, dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar di Posko Perjuangan Barabaraya. Diskusi ini digelar sebagai upaya memperkuat solidaritas warga dalam menghadapi ancaman penggusuran yang terus membayangi. Pada Senin (10/2/2025).

Andre Peranata, perwakilan dari Solidaritas Barabaraya Bersatu, menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya sekadar diskusi, tetapi juga menjadi ajang refleksi mengenai perjalanan panjang perjuangan warga sejak 2017.

“Kami membahas bagaimana solidaritas warga terus berkembang sejak delapan tahun lalu. Pada 2017, keterlibatan warga sangat masif, tetapi kini ada penurunan partisipasi warga sekitar. Banyak yang belum memahami posisi kasus ini saat ini. Karena itu, kami ingin menekankan bahwa solidaritas tidak hanya datang dari mahasiswa dan masyarakat luas, tetapi harus juga berasal dari internal warga sendiri, dari tetangga ke tetangga. Inilah yang harus dimasifkan kembali,” ujar Andre.

Andre juga menyoroti pentingnya membangun kekuatan bersama untuk menolak penggusuran. Menurutnya, penggusuran ini bukan hanya persoalan satu kelompok warga terdampak, tetapi bisa menjadi ancaman bagi seluruh warga Barabaraya jika dibiarkan terjadi.

“Aliansi Barabaraya Bersatu ini dibentuk bukan tanpa alasan. Kami ingin memastikan bahwa semua warga bersatu dalam menolak penggusuran. Hari ini mungkin yang terdampak hanya sebagian, tetapi tidak menutup kemungkinan ke depan seluruh warga bisa mengalami hal yang sama. Satu-satunya cara untuk melawan pengusiran ini adalah dengan memperkuat kekuatan warga,” tegasnya.

Saat ini, menurut Andre, warga tetap dalam kondisi siaga menghadapi ancaman eksekusi. Ia menuturkan bahwa pada aksi beberapa hari lalu di Polrestabes Makassar, Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) menyatakan bahwa Pengadilan Negeri telah menyurati kepolisian untuk mengawal jalannya eksekusi.

YouTube player