Silaturahmi Lintas Agama: Membangun Kerukunan di Keuskupan Agung Makassar
RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Acara silaturahmi dan buka puasa bersama lintas agama di Keuskupan Agung Makassar berlangsung khidmat, dihadiri oleh tokoh agama dari Kristen, Hindu, Budha, Katolik, Khonghucu, dan Islam, serta berbagai organisasi kepemudaan seperti KNPI, Pemuda Ansor, dan Pemuda Katolik.
Acara ini diinisiasi oleh Keuskupan Agung Makassar melalui Komisi Kerawam – Hubungan antar Agama dan Kepercayaan (HAK) dan dihadiri oleh Kakanwil Kemenag Sulsel, perwakilan FKUB, dan Wakil Bupati Toraja Utara.
Pembahasan utama adalah deklarasi bersama Istiqlal yang disepakati antara Uskup Fransiskus dan Menteri Agama Nasaruddin Umar, yang diharapkan dapat memperkuat kerukunan umat beragama dan menciptakan kehidupan harmonis di Indonesia.
“Kami berharap dari kegiatan ini dapat memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat Sulsel secara khusus dan bagi bangsa Indonesia lebih meneguhkan kerukunan umat beragama untuk kemanusiaan secara umum dengan hidup dalam harmoni dan persatuan guna mewujudkan negara yang lebih damai,” kata Ketua Komisi Kerawam – HAK KAMS, Pastor Albert Arina, Sabtu (15/3/2025).
Uskup Fransiskus Nipa menekankan pentingnya sosialisasi deklarasi tersebut.
“Jadi dalam pembicaraan pribadi saya dengan Menteri Agama Nasaruddin Umar, pesan Menteri adalah deklarasi bersama Istiqlal ini perlu terus menerus kita sosialisasikan turun ke bawah, baik di dalam maupun di luar negeri. Ini juga merupakan komitmen gereja katolik. Kasih kepada alam, Tuhan dan kasih kepada alam. Jadi alam adalah sebagai saudara manusia, saudara yang perlu dijaga,” ungkapnya.
Sementara perwakilan FKUB menyoroti bahwa agama seharusnya menjadi panduan etis dan moral, bukan alat untuk mengekploitasi manusia dan alam. Acara ini diharapkan dapat memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat Sulsel dan bangsa Indonesia.
“Manusia adalah gambar Tuhan, Tuhan adalah entitas yang sangat mulia. Saat ini realitanya, manusia cenderung dipandang sebagai barang atau properti, manusia dijadikan sebagai objek dengan kepentingan-kepentingan. Ada pembunuhan, pelecehan terjadi di mana-mana,” ujar salah satu perwakilan FKUB Sulawesi Selatan.
“Agama memiliki petunjuk yang menjadi pemandu bagi umat beragama, tidak justru kadang-kadang menjadi alat pihak tertentu menjatuhkan manusia dan juga mengekploitasi alam. Agama menjadi petunjuk etis dan moral untuk menjalani hidup yang sebenarnya,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan