“Saya berharap sinergi pemerintah kota dengan lembaga keuangan terus diperkuat untuk mendorong masuknya perbankan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala OJK Sulselbar, Mochammad Muchlasin, menyebut Makassar sebagai barometer ekonomi Sulawesi Selatan sekaligus Indonesia timur. Ia mengungkapkan, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Makassar menyumbang sekitar 34,84 persen dari total PDRB Sulawesi Selatan.

“Kota Makassar bukan hanya barometer Sulawesi Selatan, tetapi juga barometer Indonesia timur,” ujarnya.

Muchlasin menuturkan, perekonomian Sulsel pada triwulan II 2025 tumbuh 4,94 persen, meski sedikit melambat dibanding periode sebelumnya. Adapun sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan masih mendominasi dengan kontribusi 24,27 persen.

Di sisi lain, sektor jasa keuangan juga mencatatkan kinerja positif. Aset perbankan tumbuh 5 persen hingga mencapai Rp229 triliun. Dana pihak ketiga (DPK) naik 6,44 persen, sementara penyaluran kredit tumbuh 4,16 persen.

“Pasar modal juga menunjukkan tren menggembirakan. Jumlah investor di Sulsel meningkat 17,37 persen dengan lebih dari 343 ribu SID (single investor identification). Nilai transaksi mencapai Rp16,29 triliun. Perusahaan pembiayaan, asuransi, dan dana pensiun pun mencatatkan pertumbuhan signifikan,” jelasnya.

Muchlasin menambahkan, OJK bersama Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan industri jasa keuangan terus berupaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan. FinExpo 2025 sendiri dirancang bukan hanya sebagai pameran, tetapi juga ruang interaktif dengan edukasi, business matching, pembukaan rekening, hingga pengenalan produk keuangan digital.

“Momentum ini kami harap bisa menjadi ajakan bagi seluruh pihak untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, serta mengoptimalkan peran sektor jasa keuangan sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi daerah,” tutup Muchlasin. (*)

YouTube player