Satu Pena Sulsel Gelar ‘Silaturahmi Dalam Puisi’ : Kenang Kedekatan HM Daeng Patompo Dengan Seniman
Selain membaca puisi, beberapa orang juga berbagi cerita. Ada banyak cerita-cerita inspiratif dan lucu yang disampaikan.
Di antara mereka, ada yang mengenal langsung HM Daeng Patompo, ada yang mendapat cerita itu dari Endong, atau mendengarnya dari wartawan atau seniman lainnya.
Salahuddin Alam, termasuk yang sore itu berbagi cerita, hingga membuat hadirin tertawa. Kak Alam, begitu aktivis NGO era 90an ini akrab disapa, sempat membaca puisi karyanya yang punya muatan sejarah dengan beberapa ruas jalan di Makassar.
Kisah lain disampaikan sastrawan dan sutradara teater Yudhistira Sukatanya. Katanya, bila Patompo menonton suatu pertunjukan atau drama di TVRI Stasiun Ujung Padang, dan dia menyukainya, maka aktor/aktrisnya akan diundang ke rumah jabatan untuk memainkan peran yang dilakoninya tersebut.
Rusdin Tompo, Koordinator SATUPENA Sulawesi Selatan, mengucapkan terima kasih karena SATUPENA dipercaya mengorganisir acara ini. Menurutnya, ini momen istimewa mengingat pada tanggal 9 November 2024 mendatang, Kota Makassar genap berusia 417 tahun.
Sejumlah seniman, penyair, pegiat literasi, akademisi dan guru tampil membaca puisi. Puisinya pun ada yang diciptakan khusus untuk HM Daeng Patompo.
Mereka yang membaca puisi, antara lain Ahmadi Haruna, Syahrir Rani Patakaki, M Amir Jaya, Nawir Sultan, Irwan AR, Djamal April Kalam, Andi Marliah, dan Juniawati. Juga ada Sri Gusty, Fadli Andi Natsif, Yuyun Husni Jamaluddin, dan Prof Gusnawaty.
Di pengujung acara, Endong Patompo mengucapkan terima kasih dan apresiasinya atas kehadiran para seniman dalam gelaran “Silaturahmi Dalam Puisi” tersebut. Dia berharap puisi-puisi dan kisah-kisah tentang ayahnya bisa dibukukan nanti.
“Saya adalah orang yang paling bahagia atas kehadiran ta semua,” kata Endong Patompo, sebelum sesi foto bersama sebagai penutup acara.
Tinggalkan Balasan