Hingga kini, lebih dari 400 keluarga telah menandatangani petisi penolakan pembangunan PLTSa. Warga menegaskan bahwa perjuangan mereka bukan sekadar mempertahankan tempat tinggal, tetapi juga melindungi hak atas lingkungan yang sehat dan aman dari paparan bahan beracun seperti dioksin.

BAHAYA SENYAWA DIOKSIN BAGI TUBUH

Sebelumnya, Nexus3 Foundation, Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI), dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi Selatan menggelar diskusi bersama jurnalis di Kafe Sinrilik, Jalan Statistik, Sabtu (8/11/2025) siang, untuk membahas potensi bahaya dari proyek tersebut terhadap kesehatan dan lingkungan.

Dalam kegiatan itu, perwakilan Nexus3 Foundation, Annisa Maharani, menjelaskan bahwa proses pembakaran sampah pada teknologi insinerator PLTSa berpotensi menghasilkan gas beracun dioksin dan furan.

Menurutnya, dua jenis senyawa ini sangat berbahaya bagi manusia karena dapat menyebabkan kanker, gangguan sistem hormon, dan masalah pada sistem reproduksi.

“Senyawa dioksin ini tidak membahayakan iklim, tetapi membahayakan manusia. Karena efeknya tidak langsung sekarang, nanti setelah beberapa tahun baru dirasakan dampaknya,” ujarnya.

Sebagai bentuk pembuktian, Annisa menampilkan hasil riset Nexus3 Foundation terhadap dua proyek PLTSa yang sudah beroperasi, yakni PLTSa Jatibarang di Kota Semarang dan PLTSa Putri Cempaka di Kota Solo.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar gas dioksin di kedua lokasi tersebut melampaui ambang batas tindakan, yakni mencapai lebih dari 2 pikogram (pg).

Lebih jauh, Annisa mengungkapkan bahwa dampak pencemaran tidak hanya terbatas pada udara, tetapi juga menyebar ke rantai makanan di sekitar area proyek. Dalam penelitian yang sama, ditemukan bahwa hewan ternak milik warga, seperti ayam yang berkeliaran di sekitar area PLTSa, telah terkontaminasi zat beracun tersebut.

“Berdasarkan penelitian kami, ayam warga yang dilepas liarkan mencari makan di sekitar area PLTSa itu ternyata mengandung racun secara tidak langsung. Jika dikonsumsi, senyawa dioksin itu tentu sangat berbahaya jika masuk ke tubuh manusia,” jelasnya.

YouTube player