Jelasnya, Danny Pomanto bukan bermaksud untuk menghambat pembangunan jalur transportasi massa, apalagi ingin menolak keberadaan kereta api di Kota Makassar, keberadaan moda transportasi massa dalam hal ini kereta api merupakan alternatif transportasi yang sangat dibutuhkan oleh warga Sulawesi Selatan yang harus didukung dan didorong percepatan pembangunannya agar segera bisa digunakan, karena keberadaannya tentu akan berdampak sangat baik bagi perputaran roda perekonomian. Melalui transportasi tersebut akan menciptakan ruang publik baru, yaitu kohesifitas masyarakat dalam ruang-ruang perjumpaan sosial tersebut akan lebih intens ini menjadi sumbu terjalinnya masyarakat Sulawesi selatan yang lebih interaktif.

Dan yang paling penting, apa yang dilakukan Danny yang mendorong rel Kereta Api elevated adalah suatu kebijakan selain memimanilisir dampak banjir semakin meluas, juga mencegah adanya konflik agraria di tengah masyarakat, saling klaim hak kepemilikan atas tanah, mencegah potensi terjadinya proses manipulasi oleh mafia tanah atas hak dan harga atas tanah. Dan secara elektoral, para tokoh akademisi, activis lingkungan, dan warga lebih banyak memberi dukungan terhadap pilihan yang ditunjukkan Danny, dan sama-sama ikut menolak rel jalur darat yang ingin dibangun. Demontrasi warga Kota Makassar menolak rel kereta api jalur darat patut dijadikan bahan pertimbangan untuk mengkaji ulang sistem yang ditawarkan Danny Pomanto.