RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Makassar mengikuti dialog bersama yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kritis dan partisipasi masyarakat dan pemangku kepentingan dalam konteks pengungsi luar negeri, di Kota Makassar khususnya topik terkait kesehatan, pada Rabu (18/10/2023). 

Baca Juga : Rudenim Makassar Kawal Keberangkatan Tiga Pengungsi Asing ke Negara Ketiga

Kegiatan ini diinisiasi oleh IOM (International Organization for Migration) area Makassar. Dr. Yudha selaku perwakilan IOM mengatakan bahwa kegiatan ini diharapkan menjadi wadah komunikasi antara pemangku kepentingan, karena salah satu permasalahan yang kerap timbul dikarenakan adanya miskomunikasi. 

Beberapa instansi bertindak selaku pemapar, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) selaku Ketua Satuan Tugas PPLN (Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri) Kota Makassar Drs. Zainal Ibrahim , Wakasat Intelkam Polrestabes Kota Makassar Kompol Sri, Kepala Seksi Registrasi, Administrasi dan Pelaporan Rudenim Makassar Rita, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Makassar Drg. Andri Anwar Zainuddin, M.Kes, serta IOM area Makassar Andri Yuan dan UNHCR Yance Tamaela. 

Dalam dialog ini juga turut dihadiri oleh pengungsi luar negeri yang dipersiapkan sebagai volunter Kader Kesehatan.

“Beberapa pengungsi dipilih dan telah diberikan pelatihan selama dua bulan sebagai pelayanan kesehatan di UNHAS. Mereka mau berkontribusi secara nyata ke masyarakat dengan menjadi kader kesehatan, harapan kami mereka nantinya bisa dimanfaatkan di fasilitas kesehatan,” harap dr. Yuda.

Katir, pengungsi asal Srilangka dalam dialog ini juga mengusulkan, agar tenaga kesehatan pengungsi ini dapat segera diberdayakan, karena mereka sangat antusias untuk bisa membantu masyarakat.

“We are ready to make contribute to Indonesia. we Already got the certificate and done the training. we are so excited,” ujarnya

Kabid Pelayanan Kesehatan Dinasi Kesehatan Kota Makassar, Dr. Andri mengapresiasi pembentukan kader kesehatan pengungsi,

“Saya sangat mengapresiasi pembentukan kader kesehatan ini, untuk teknisnya nanti kami akan rapatkan, kira-kira mereka dapat ditempatkan dimana,” ucapnya.

Di tempat terpisah, Kepala Rudenim Makassar, Alimuddin sangat menghargai pengungsi yang telah mengikuti pelatihan ini. 

“Ini merupakan hal sangat positif bagi seluruh pihak. Bagi pengungsi, ini akan menjadi tambahan skill dan juga dapat menyibukkan diri dengan kegiatan yang bermanfaat. Tambahan Skill ini diharapkan dapat memberikan peluang bagi pengungsi untuk mendapatkan resettlement dengan jalur lain.” Ucap Karudenim, Alimuddin.

Dikonfirmasi, Resettlement (pemindahan ke negara ketiga) yang merupakan cita-cita dari seluruh pengungsi ada tiga jalur khusus yang tersedia selain menunggu panggilan dari negara penerima. Jalur Khusus itu ialah Private Sponsor, Scholarship dan Talent Beyond Boundaries (TBB). Jalur TBB ini adalah jalur resettlement yang dikhususkan untuk pengungsi yang aktif dan mempunya sertifikat ataupun keahlian dan skill khusus.