RAKYAT NEWS, MAKASSAR – Salah satu daerah di Indonesia yang rentan terjadi bencana alam, utamanya banjir adalah Sulawesi Selatan. Sejumlah wilayah yang mengalami kondisi kritis terjadi pada Sungai Jeneberang di Gowa dan Data Sungai Kelara di Jeneponto, dimana menjelaskan Kabupaten Jeneponto merupakan satu salah daerah di Sulsel rentan terhadap bencana khususnya banjir. Hal itu disampaikan Ibnu Hajar dalam Disertasi berjudul Kontruksi Sosial Penanggulangan Bencana Alam di Kabupaten Jeneponto dihadapan Promotor Prof. Syamsu Andi Kamaruddin dan Co-Promotor Firdaus W. Suhaeb di Gedung Pasca Sarjana UNM, Senin (4/3/2024).

Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) itu menyampaikan penanggulangan bencana alam merupakan aspek penting dalam menjaga ketahanan suatu wilayah terhadap ancaman alam. Konstruksi sosial penanggulangan bencana alam di Kabupaten Jeneponto melibatkan berbagai aktor dan faktor yang saling berinteraksi untuk menciptakan strategi yang efektif.

“Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana konstruksi sosial penanggulangan bencana alam di Kabupaten Jeneponto terbentuk. Jadi, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran masyarakat, pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh adar sebagai aktor dalam menanggulangi bencana banjir di Kabupaten Jeneponto,” tegasnya.

Lebih jauh, kata dia, selain itu faktor-faktor pendukung yang ada dalam sistem sosial, baik secara individu maupun masyarakat sebagai warga negara yang dapat menunjang dalam menanggulangi masalaha bencana banjir di Kabupaten Jeneponto.

Tujuan lainnya dalam penelitian ini untuk mengetahui bagaimana model penanggulangan bencana sebagai hasil dari konstruksi sosial masyarakat dalam penanggulangan bencana. Deskriptif kualitatif merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan paradigma konstruktivisme sebagai pendekatannya.

“Sumber data kita itu terdiri dari data primer dan sekunder yang diperoleh melalui wawancara secara langsung dan tidak langsung berupa laporan bencana dari pemerintah dan non pemerintah, dengan sasaran dan fokus penelitian pada persepsi dan sikap masyarakat akan bencana,” jelasnya.